KARYA ILMIAH KIMIA
HIDROLISIS GARAM
Karya
ilmiah Ini Disusun Guna Untuk Melengkapi
Tugas
Pada
Mata Pelajaran Kimia

Oleh
SURYA INDRA
Kelas : XI-IPA 1
SMA
NEGERI 3 BANGKO PUSAKO
KABUPATEN
ROKAN HILIR
RIAU
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Remaja sebagai tugas kelompok pada semester genap tahun
2012/2013 yang dibuat berdasarkan latar belakang dari HIDROLISIS GARAM
Disusun :
Nama : SURYA INDRA
Kelas : XI IPA 1
Telah disahkan dan disetujui oleh :
Mengetahui
Kepala
Sekolah
Guru Pembimbing


Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
mengaruniakan segalanya sehingga semua halangan dan berbagai masalah yang lain
selama penyusuna Karya Tulis Ilmiah dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam karya tulis ini, penulis mencoba mengangkat
sebuah pokok bahasan yang berjudul ”HIDROLISIS GARAM”.
Makalah ini disusun, berakar dari
informasi-informasi yang kami rampung dari berbagai sudut pandang buku ilmu
pengetahuan, pengamatan yang telah dilakukan maupun berbagai situs internet.
Semoga pembaca dapat dengan mudah memahami isi karya ilmiah ini, karena kami
menyusun karya ilmiah ini dengan sederhana.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Ibu
guru yang telah memperhatikan dan membimbing penulis dalam penyusunan Karya
Tulis ini. Dan untuk semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung
memberikan sumbangsi pemikiran. Dan hal-hal yang berguna selama penyelesaian
Karya tulis ilmiah ini, diucapakan terima kasih.
Seperti pepatah mengatakan, tiada gading yang tak
retak, demikian juga karya ilmiah ini tak luput dari kekurangan. Akhirnya, penulis
berterimakasih sebelumnya kepada pembaca yang bersedia memberikan sumbang saran
dan kritik untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.
Bangko Permata,………Mei 2013
penulis
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… 1
HALAMAN PENGESAHAN
...........................................................................................
2
KATA PENGANTAR
......................................................................................................
.3
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
.4
Bab I : Pendahuluan
1.1. Latar
belakang
................................................................................................6
1.2. Rumusan Masalah
..........................................................................................
7
1.3. Tujuan
Penelitian............................................................................................
7
Bab II : Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir
2.1. Pengertian hidrolisis garam..........................................................................
8
2.2. empat jenis
garam...........................................................................................8
Bab III : Metodologi Penelitian
A. materi
penelitian.............................................................................................
10
B. metode............................................................................................................
10
C. Metode
Pengambilan Sampel ......................................................................
10
D. Tehnik
Pengumpulan Data ..........................................................................
10
E. Populasi
dan Sampel ....................................................................................
10
F. Tehnik
Analisis & Pengolahan Data ............................................................
10
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
4.1. pengertian hidrolisis garam..............................................................................12
4.2. garam dariasam kuat dan basa
kuat...............................................................12
4.3. garam dari asam kuat dan basa
lemah.............................................................12
4.4. garam dari asam lemah basa
kuat.....................................................................13
4.5. garam dari asam lemah basa
lemah.................................................................14
Bab V : Penutup
5.1
Kesimpulan...................................................................................................
15
5.2
Saran.............................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Masalah Garam telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas.
Garam di dalam kimia Di dalam kehidupan sehari-hari, garam dikenal sebagai
bumbu masak yang memberi rasa asin pada masakan. Sementara itu, di dalam konsep
kimia, garam merupakan senyawa ion yang terbentuk dari penggabungan ion negatif
sisa asam dengan ion positif sisa basa. Karena merupakan gabungan dari ion-ion
sisa asam dan sisa basa, maka garam umumnya berbentuk larutan. Dalam konsep
kimia, dikenal tiga jenis garam yaitu: 1. Garam yang bersifat netral, berasal
dari asam kuat dan basa kuat. 2. Garam yang bersifat asam, berasal dari asam
kuat dan basa lemah. 3. Garam yang bersifat basa, berasal dari asam lemah dan
basa kuat. Selain itu, juga terdapat garam yang berasal dari asam lemah dan
basa lemah. Hidrolisis garam Berdasarkan reaksi hidrolisis, yaitu reaksi zat
dengan air, garam-garam bila direaksikan dengan air akan menghasilkan beberapa
zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam akan menghasilkan ion H3O+ yang
bersifat asam. Sementara hidrolisis garam yang bersifat basa akan menghasilkan
ion OH- yang bersifat basa. Hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat
apapun. Garam dapur yang telah banyak dikenal juga merupakan senyawa ion dengan
rumus kimia NaCl. Bentuk padat garam ini diperoleh melalui proses kristalisasi.
Garam ini berasal dari asam kuat HCl dan basa kuat NaOH, sehingga termasuk
garam netral. Karena hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun,
maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi karena tidak mengubah keseimbangan asam
basa di dalam tubuh.
1.2 Rumusan masalah
berdasarkan latar belakang diatas
maka rumusan masalah yang akan di angkat oleh penulis adalah
- Apa Pengertian Hidrolisis..?
- Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
- Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah
- Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat
- Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak penulis capai dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
- memahami pengertian garam yang mengalami hidrolisis
- menentukan ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis
- menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah kuat
- menetunkan pH larutan garam yang berasal dari asan kuat dan basah lemah
- menetukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan asam kuat
- menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah lemah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Hidrolisis Garam
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan
menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa
maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya.
Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa
kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi,
sifatasam basa suatu garam dapat ditentukan kekuatan asam dan basa penyusunnya.
Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang
larut beraksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam beraksi dengan air ini
disebut hidrolisis ( hidro yang berarti air dan lisis yang berarti
peruraian ).
2.2. Empat Jenis Garam, Yaitu;
2.2.1.Garam dari Asam Kuat
dengan Basa Kuat.
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam
dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak
terhidrolisi, sehingga larutan ini bersifat netral, Ph =7.
Contoh :
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi
sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H+ dan
Cl- . Maing-masing ion tidak beraksi dengan air, reaksinya dapat
ditulis sebagai berikut :
KCl (aq) K+ (aq) + Cl- (aq)
K+ (aq) + H2O(l)
Cl- (aq) + H2O (l)
2.2.2.Garam dari Asam Kuat
dengan Basa Lemah.
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa
lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung
kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH
<7.
Contoh :
Amonium klorida (NH
4 Cl) merupakan garam yang terbentuk
dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH
3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl -
sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk
NH 4 + dan OH - . Anion Cl -
berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4
+berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH
4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl
- (aq)
Cl
- (aq) + H 2 O (l) →
NH 4 + (aq) + H 2 O (l)
→ NH 3(aq) + H 3 O +
(aq)
Reaksi hidrolisis
dari amonium (NH 4 + ) merupakan reaksi kesetimbangan.
Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3 O + ) yang
bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH
+ + H 2 O → B + H 3
O +
2.2.3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk
dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam
ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat
basa (pH > 7).
Contoh :
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk
dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH
akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na
+ . Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang
dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat
yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH
3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2
O (l) →
CH 3 COO - (aq)
+ H 2 O(l) → CH 3
COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO ‑ )merupakan
reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH ‑ yang
bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O → HA + OH –
2.2.4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam
yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat
terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun
netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion
dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH
3 akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam
air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3
dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN -
dan kation asam NH4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq)
+ CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O →
NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e) →
HCN (aq) + OH - (aq)
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1. Materi penelitian
Materi Penelitian adalah hidrolisis garam
3.2 .Metode penelitian
Metode yang digunakan adalah book reference
(referensi buku). Dengan metode ini, data yang data yang diperoleh berasal dari
sejumlah buku maupun informasi dari internet
3.3. Metode pengambilan sampel
Sampel yang digunakan adalah garam
3.4. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Disamping itu dapat juga
diartikan populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa .
Populasi dalam penelitian ini adalah garam
Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti.
3.5. Teknik analisis dan pengolahan data
Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis .
adalah sebagai berikut :


Simpan sampel untuk di analisis
BAB IV
PEMBAHASAn
4.1.Pengertian Hidrolisis garam
Hidrolisis berasal dari kata hidro
yaitu air dan lisis berarti penguraian, berarti hidrolisis garam
adalah penguraian garam oleh air yang menghasilkan asam dan basanya
kembali.
4.2. Garam dari asam kuat dan basa kuat
Larutan garam ini bersifat NETRAL.
Sebagai contoh, reaksi netralisasi antara NaOH dan HCl menghasilkan garam NaCl.
Didalam air, NaCl terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan Cl-.
NaOH (aq) + Hcl (aq) →
NaCl (aq) + H2O (l)
basa
asam
netral
kuat
kuat
NaCl (aq) → Na+ (aq) +
Cl- (aq)
ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion Cl- juga
berasal dari asam kuat, jadi kedua ion tersebut merupakan asam dan basa
Bronsted-Lowry lemah sehinga keduanya tidak bereaksi dalam air (tidak
terhidrolisis). Oleh karena itu larutan bersifat netral atau pH = 7.
4.3. Garam dari asam kuat dan basa lemah
Larutan garam yang berasal dari
asam kuat dan basa lemah ini bersifat ASAM. Sebagai contoh adalah NH4Cl, garam
ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NH3 dan HCl dan
didalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion NH4+
dan Cl-
NH3 (aq) + HCl (aq)
→ NH4Cl (aq)
basa lemah asam
kuat asam
NH4Cl (aq) → NH4+
(aq) + Cl- (aq)
ion Cl- berasal dari asam kuat,
merupakan Bronsted-Lowry lemah sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak mampu
menarik ion H+), sedangkan ion NH4+ berasal
dari basa lemah, jadi merupakan asam Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat
bereaksi dengan air (terhidrolisis) atau memberikan ion H+ kepada air.
NH4+ (aq) + H2O
(l) ↔ NH3 (aq) + H3O+ (l)
karena ion NH4+ dapat
memberikan dapat memberikan ion H+ kepada air maka larutan menjadi
bersifat ASAM dan diketahui harga Ka (konstanta ionisasi asam) dari
kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10-10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari
asam kuat dan basa lemah, perhatikan contoh berikut ;
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO
= 1,8 x 10-5, maka di dalam air garam NaCH3COO
terionisasi sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq) → Na+
(aq) + CH3COO- (aq)
karena koefisian NaCH3COO dan CH3COO-
sama, maka [CH3COO- ] = [ NaCH3COO] =
0,1 M
ion CH3COO- mengalami
hidrolisis sebagai berikut,
CH3COO- (aq) + H20
(l) ↔ CH3COOH- (aq) + OH (aq)
persamaan hidrolisisnya adalah sebagai berikut,
Kh = [ CH3COOH][OH-] / [CH3COO-]
4.4. Asam lemah dan basa kuat
Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa
kuat ini bersifat BASA sebagai contoh adalah NaCH3COO, garam ini
terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NaOH dan CH3COOH dan
didalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan CH3COO-.
NaOH (aq) + CH3COOH (aq)
→ NaCH3COO (aq) + H20 (l)
CH3COOH (aq) → Na+
(aq) + CH3COO- (aq)
ion CH3COO- berasal dari asam
lemah, jadi merupakan basa Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat bereaksi dengan
air (terhidrolisis) atau menarik ion H+, sedangakan ion Na+ berasal
dari basa kuat, jadi merupakan asam Bronsted-LOwry lemah sehingga tidak dapat
bereaksi dengan air (tidak dapat memberikan ion H+).
CH3COO- (aq) + H20
(l) ↔ CH3COOH (aq) + OH- (aq)
karena ion CH3COO- dapat
menarik/menerima ion H+ dari air dan membentuk ion OH-
maka larutan menjadi bersifat BASA dan diketahui harga Kb (konstanta ionisasi
basa) dari kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10 -10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari
asam lemah dan basa kuat, perhatikan contoh berikut,
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO
= 1,8 x 10 -5, maka
didalam air garam NaCH3COO terionisasi
sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq) Na+ (aq)
+ CH3COO- (aq)
karena koefisien NaCH3COO dan CH3COO-
sama, maka [CH3COO-]=[ NaCH3C00]=0,1M,
CH3COO- (aq) + H2O
(l) ↔ CH3COOH (aq) + OH (aq)
persamaan tetapan hidrolisisnya adalah sebagai
berikut ;
Kh = [CH3COOH][OH-]/[CH3COO-]
4.5. Asam lemah dan basa lemah
Larutan garam yang berasal dari asam lemah ini
dapat bersifat ASAM, BASA, atau NETRAL. Ini bergantung pada kekuatan relatif
asam atau basa dari garam yang terbentuk.
Untuk jenis garam ini baik kation maupun anion
dapat bereaksi dalam air (terhidrolisis) maka garam ini dapat dikatakan dapat
mengalami hidrolisis total. Sebagai contoh : garam NH4CH3COO.
Dalam air garam ini terionisasi sempurna menjadi ion NH4+ dan
CH3COO-. Baik ion NH4+ maupun ion
CH3COO- berasal dari basa lemah dan asam lemah sehingga
kedua ion tersebut berturut-turut sebagai asam dan basa Bronsted-Lowry yang
kuat dan keduanya terhidrolisis.
NH4CH3COO (aq) → H4+
(aq) + CH3COO- (aq)
NH4+ (aq) + H2
(l) ↔ NH3 (aq) + H3+ (aq)
CH3COO- (aq) + H20
(l) ↔ CH3COOH (aq) + OH- (aq)
sifat larutan garam ini bergantung pada kekuatan
relatif asam dan basa yang bersangkutan, jika Ka < Kb, maka anion (CH3COO-)
akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa ; jika Ka >
Kb, maka kation (NH4+) yang terhidrolisis lebih banyak
dan larutan bersifat asam. Sedangkan jika Ka = Kb, maka larutan akan bersifat
netral.
Penentuan pH
untuk dapat menentukan pH larutan garam yang
berasal dari asam lemah dan basa lemah, secara kuantitatif sukar dikaitkan
dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsentrasi garamnya. pH yang tepat hanya
dapat ditentukan dengan cara pengukuran.
Namun pH larutan garam ini dapat diperkirakan
dengan menggunakan rumus
[H+] = Kw.Ka ; Kh
= Kw
Kb
Ka.Kb
BAB V
kesimpulan
kesimpulan
5.1
Kesimpulan
Dari rangkaian pembuatan makalah, kami dapat
mengambil kesimpulan dan pembelajaran ini dimana Beberapa jenis garam
berdasarkan komponen asam basa pembentuknya
asam pembentuk
|
basa pembentuk
|
sifat larutan
|
contoh
|
kuat
|
kuat
|
netral
|
NaCl; K2SO4
|
kuat
|
lemah
|
asam
|
NH4Cl; Al2(SO4)3
|
lemah
|
kuat
|
basa
|
CH3COONa; Na2CO3
|
lemah
|
lemah
|
bergantung Ka &
Kb
|
CH3COONH4
|
3.2 Saran
Dalam pembelajaran larutan khususnya “ Hidrolisis Garam ”
penambahan karena dalam mengkaji materi tersebut banyak ditemukan
kendala-kendala terutama. Untuk itu saran dari kelompok lain dalam pemaparan
hasil diskusi nanti membutuhkan pemahaman yang mendalam dari masing-masing
kelompok. Agar dapat menambah wawasan dalam mempelajari kimia khususnya “
Hidrolisis
Garam ”
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKABrady, J.E. 1990.General Chemistry Principle and Structure.New York : John Willey & Sons, Inc.
Lukman, C. et al (Ed) . 1995 .Oxford Ensiklopedi Pelajar . Jakarta Widyadara.
Pettruci,Ralph .H .1992 .Kimia Dasar Prinsip dan Tetapan Modern .Terjemahan Suminar .Jakarta :Erlangga
Wilson, Mitchell .1990 .Energi .Terjemahan Budi Sudarsono .Jakarta :Tira Pustaka.
Morris, Jane .1991 .GCSE Chesmitry .London :Collins Education.
Sutarsa, Tatang et.al .1994 .Kimia 2 .Cetakan Pertama .Jakarta :Yudhistira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar