Senin, 03 Juni 2013

karya ilmiah kimia penjernihan air dengankoloid



KARYA ILMIAH KIMIA

PENJRNIHAN AIR MENGGUNAKAN KOLOID ADSORBSI
Karya ilmiah  Ini Disusun Guna Untuk Melengkapi Tugas
Pada Mata Pelajaran Kimia



Oleh
SURYA DARMA
Kelas : XI-IPA 1

SMA NEGERI 3 BANGKO PUSAKO
KABUPATEN ROKAN HILIR
RIAU


TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013







HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Remaja sebagai tugas kelompok pada semester genap tahun 2012/2013 yang dibuat berdasarkan latar belakang dari perbandingan penjernihan air menggunakan koloid adsorbsi
Disusun :
Nama : SURYA DARMA

Kelas : XI IPA 1

Telah disahkan dan disetujui oleh :

    Mengetahui  
Kepala Sekolah                                                            Guru Pembimbing





FIRDAUS, S.Pd                                              ELIYANI, S.Pd
NIP. 19760621 200502 1 001                         NIP. 19810912 201001 2008








Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengaruniakan segalanya sehingga semua halangan dan berbagai masalah yang lain selama penyusuna Karya Tulis Ilmiah dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam karya tulis ini, penulis mencoba mengangkat sebuah pokok bahasan yang berjudul ”PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN KOLOID ADBSORSI”.
Makalah ini disusun, berakar dari informasi-informasi yang kami rampung dari berbagai sudut pandang buku ilmu pengetahuan, pengamatan yang telah dilakukan maupun berbagai situs internet. Semoga pembaca dapat dengan mudah memahami isi karya ilmiah ini, karena kami menyusun karya ilmiah ini dengan sederhana.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Ibu guru yang telah memperhatikan dan membimbing penulis dalam penyusunan Karya Tulis ini. Dan untuk semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung memberikan sumbangsi pemikiran. Dan hal-hal yang berguna selama penyelesaian Karya tulis ilmiah ini, diucapakan terima kasih.
Seperti pepatah mengatakan, tiada gading yang tak retak, demikian juga karya ilmiah ini tak luput dari kekurangan. Akhirnya, penulis berterimakasih sebelumnya kepada pembaca yang bersedia memberikan sumbang saran dan kritik untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.

                                                                    Bangko Permata,………Mei 2013

                                                                                    penulis





Daftar Isi
HALAMAN JUDUL   …………………………………………………………………… 1
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... .3
DAFTAR ISI .................................................................................................................... .4
Bab I : Pendahuluan
A.     Latar belakang ................................................................................................6
B.     Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
C.     Tujuan Penelitian............................................................................................  7
Bab II : Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir
A.          larutan ,suspensi ,koloid ..................................................................................  8
B.          penjernihan air ……………………………………………………………….8
C.          defenisi adsorbsi……………………………………………………………….9
D.          contoh adsorbsi………………………………………………………………9
Bab III : Metodologi Penelitian
A.    materi penelitian......................................................................... 10
B.    metode...................................................................................................  10
C.     Metode Pengambilan Sampel ......................................................................  10
D.     Tehnik Pengumpulan Data ..........................................................................  10
E.      Populasi dan Sampel ....................................................................................  10
F.      Tehnik Analisis & Pengolahan Data ............................................................  10
g.         alat dan bahan..............................................................................................11
h.         langkah kerja.................................................................................................13
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
A.    pembahasan.........................................................................................................14
Bab V : Penutup
A.     Kesimpulan................................................................................................... 15
B.     Saran.............................................................................................................  16
DAFTAR PUSTAKA


















BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (Campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi.
Sistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Sistem koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada pembuatan tahu, yoghurt, eskrim, penjernihan air, dll.
Kami membuat makalah ini untuk menjelaskan tentang hasil percobaan penerapan system koloid pada penjernihan air. Proses penjernihan air untuk mendapatkan air yang berkualitas telah dilakukan oleh manusia beberapa abad yang lalu. Pada tahun 1771, di dalam edisi pertama Encyclopedia Britanica telah dibicarakan fungsi filter (filtrasi) sebagai sistem penjernih untuk mendapatkan air yang lebih jernih.
Perkembangan selanjutnya dari proses pengolahan air minum, telah menghasilkan bahwa pembubuhan zat pengendap atau penggumpal (koagulan) dapat ditambahkan sebelum proses penjernihan (filtrasi). Selanjutnya proses penggumpalan yang ditambahkan dengan proses pengendapan (sedimentasi) dan penjernihan (filtrasi) serta menggunakan zat-zat organik dan anorganik adalah merupakan awal dari cara pengolahan air.
Kini ilmu pengetahuan telah berkembang dengan cepatnya, telah diciptakan/ didesain sarana pengolahan air minum dengan berbagai sistem. Sistem pengolahan air minum yang dibangun tergantung dari kualitas sumber air bakunya, dapat berupa pengolahan lengkap atau pengolahan sebagian. Pengolahan lengkap adalah pengolahan air minum secara fisik, kimia dan biologi.






1.2  Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah obat kimia dan obat bahan alami berpotensi menimbulkan efek samping ?

1.2.2.Bagaimana perbandingan efek samping obat kimia dengan obat bahan alami ?

1.2.3.Apa contoh obat kimia dan obat bahan alami yang menimbulkan efek samping ?

1.3  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak kami capai dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1.Untuk mengetahui bagaimana memperoleh air bersih dari penjernih air sederhana.
1.3.2. Untuk mengetahui hubungan penjernih air sederhana dengan sistem koloid.




















BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1  Suspensi, Larutan dan Koloid
Suspensi merupakan sistem dispersi dengan ukuran relatif besar tersebar merata dalam medium pendispersinya. Pada umumnya suspensi merupakan campuran heterogen. Contohnya pasir yang dicampur dengan air.
Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara partikel pendispersi dan partikel terdispersi meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra. Contohnya larutan gula, larutan garam, alkohol 70%, larutan cuka, spiritus, air laut, bensin, dan udara yang bersih.
Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi, padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi. Koloid berasal dari kata “kolia”, yang artinya “lem”. Pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikel antara 1 nm– 100 nm. Oleh karena ukuran partikelnya relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata langsung (mata telanjang), tetapi masih bisa diamati dengan menggunakan mikroskop ultra. Contohnya sabun, susu, jelli, mentega, selai, santan, dan mayonase.
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di alam (tanah, air, dan udara), industri, kedokteran, sistem hidup, dan pertanian. Di industri sendiri, aplikasi koloid untuk produksi cukup luas. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar.
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat terdispersinya


2.2  Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+   +   3H2O    Al(OH)3   + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.

Salah satu sifat-sifat sistem koloid adalah peristiwa Adsorpsi. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Penyerapan partikel atau ion oleh permukaan koloid atau yang disebut peristiwa adsorpsi ini dapat menyebabkan koloid menjadi bermuatan listrik.
2.4 Contoh Adsorpsi Koloid
Contoh Adsorpsi koloid yang paling sederhana adalah yang terjadi pada koloid Fe(OH)3 dan As2S3. Koloid Fe(OH)3 dalam air akan menyerap ion H+ sehingga bermuatan positif. Sedangkan Koloid As2S3 akan bermuatan negatif karena permukaannya dapat menyerap ion S2.







BAB III
METODE PENELITIAN


31.  Materi penelitian
Materi Penelitian adalah penjernihan air menggunakan koloid adsorbsi

3.2 .Metode penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
3.3.  Metode pengambilan sampel

Sampel yang digunakan adalah air keruh .yang kemudian akan di jernihkan menggunakan alat yang di buat
3.4. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Disamping itu dapat juga diartikan populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa .
Populasi dalam penelitian ini adalah air keruh yang berada di sekitar lingkungan penulis.
Sampel adlah sebagian wakil dari populasi yang diteliti.
3.5. Teknik analisis dan pengolahan data

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis .
 adalah sebagai berikut :

*      Tentukan tempat pengambilan bahan

*      Kumpulkan semua sampel

Simpan sampel untuk di analisis





3.6.  Alat dan Bahan
3.6.1      Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan alat penjernih air adalah sebagai berikut.
a.       Gunting
b.      Paku

3.6.2    Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan alat penjernih air adalah sebagai berikut.
a.       Tawas
b.      Arang
c.       Pasir
d.      Kapas
e.       Lidi
f.       Sabut kelapa
g.      Batu kerikil
h.      Air kotor.















3.7. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang kami lakukan dalam pembuatan penjernih air sederhana antara lain sebagai berikut.
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan.
2.      Memotong dasar botol air mineral bekas sekitar 2 cm dari dasar botol agar berlubang.
3.      Memberi lobang pada tutup botol sebagai jalan keluarnya air.
4.      Mencuci bahan-bahan yang akan digunakan sebagai komponen dalam penjernih air sederhana.
5.      Mengisi botol dengan bahan-bahan yang sudah dicuci. Secara berurutan, ppertama menuangkan pasir, kapas, sabut kelapa, kerikil kecil, lidi, dan kemudian kerikil yang berukuran agak besar.
6.      Menguji coba penjernih air sederhana dengan menuangkan air kotor yang keruh kedalam penjernih air sederhana.
7.      Mengamati air yang keuar dari penjernih air sederhana.


http://robiahadawiyah.files.wordpress.com/2011/09/teen0455.jpg


BAB IV
PEMBAHASAN
4.2  Analisis Data
4.2.1      Memperoleh air bersih dari penjernih air sederhana
Dalam praktikum yang kami lakukan, kita dapat sekali memperoleh air bersih yang diperlukan dengan menggunakan alat penjernih air sederhana. Air yang di saring dalam praktikum kami menggunakan air keruh yang digolongkan sebagai suspensi. Karena bersifat heterogen, terdiri dari dua fase yaitu padat dan cair, keruh, serta apabila didiamkan terbentuk endapan.
Alat penjernih air yang kami buat memiliki beberapa komponen penyaring, berurutan dari bawah ke atas yaitu pasir, tawas, kapas, sabut kelapa, arang, batu kerikil dan lidi. Komposisi jumlah bahan yang digunakan adalah sama, yakni setiap bahan menempati ruang yang bertinggi 4 cm dalam botol air mineral.
Komponen alat penjernih air yang kami buat memang di susun berdasarkan kerapatannya. Yakni dari atas botol, bahan berkomponen renggang dan semakin kebawah semakin padat. Hal ini dimaksudkan agar penjernih air dapat optimal dalam melakukan fungsinya.
Ketika air keruh kami masukkan ke dalam alat penjernih air sederhana. Maka tidak lain dan tidak bukan air yang keluar dari alat penjernih air tersebut adalah air yang jauh lebih jernih dibandingkan yang semula. Hal ini dikarenakan partikel-partikel suspensi yang membuat air menjadi keruh ukurannya lebih besar dibandingkan kerapatan komponen-komponen penyaring dalam alat penjernih air sederhana.
Selain itu terdapat tawas yang berfungsi unuk , mengadsorbsi, mengendapkan dan menggumpalkan kotoran-kotoran dalam air keruh. Ion Al3+ dari tawas akan menggumpalkan koloid tanah liat yang bermuatan negatif. Disamping itu tawas juga akan mengadsorbsi zat-zat seperti warna, detergen, peprisida dan lain-lain yang terdispersi dalam air keruh.

4.2.2      Hubungan penjernih air sederhana dengan sistem koloid
Air dapat dijernihkan berdasarkan sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan absorpsi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses koagulasi terjadi akibat tidak stabilnya sistem koloid; yang disebabkan penambahan zat elektrolit ke dalam sistem koloid tersebut. Sedangkan absorpsi adalah proses ketika permukaan koloid menyertakan zat lain. Air sungai atau air sumur yang keruh mungkin mengandung lumpur (sol tanah liat), zat-zatwarna, detergen, pestisida, dan lain-lain.
Zat koagulasi yang ditambahkanpada proses penjernihan air adalah tawas, K2SO4A12(SO4)3. Zat A12(SO4 )3 dalam air akan terhidrolisis membentuk koloid A1(OH)3. Koloid Al(OH)3 yang terbentuk akan mengadsorpsi, menggumpalkan, dan mengendapkan kotoran-kotoran dalam air keruh. Ion Al3+ dari koloid Al(OH)3 akan menggumpalkan koloid tanah liat yang bermuatan negatif. Disamping itu, koloid Al(OH)3 akan mengadsorpsi zat-zat lain seperti zat-zat warna, detergen, pestisida, dan lain-lain yang terdispersi dalam air keruh tersebut.
























BAB V
kesimpulan

5.1  Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisa di atas, dalam makalah ini kami menyimpulkan sebagai berikut.
5.1.1.      Alat penjernih air sederhana dapat menghasilkan air jernih dari air keruh. Karena suspensi (air keruh) memiliki partikel-partikel cukup besar dibandingkan kerapatan komponen-komponen alat penjernih air sehingga kotoran tertinggal di dalamnya. Selain itu alat penjernih air mengandung tawas yang akan mengendapkan berbagai kotoran dalam air keruh.
5.1.2.      Alat penjernih air merupakan salah satu alat yang menggunakan sifat koagulasi dalam koloid. Yakni menambahkan koagulator “tawas” untuk mengendapkan koloid lain seperti koloid tanah liat dan partikel-partikel lain yang membuatnya keruh. Selain itu juga terdapat sifat adsorbsi sehingga permukaan tawas menyerap zat-zat warna, pestisida, detergen dll yang terdispersi dalam air.

5.2  Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan melalui makalah ini adalah sebagai berikut.
5.2.1.      Masyarakat dan teman-teman siswa SMAN N 3 pada khususnya diharapkan memanfaatkan teknologi sederhana ini karena sangat bermanfaat bagi kita semua karena air bersih merupakan kebutuhan mutlak yang harus terpenuhi.













DAFTAR PUSTAKA

Sukardjo. 2010. Chemistry Bringing Science to Your Life SMA/ MA Grade XI. Jakarta:               Bailmu.















karya ilmiah kimia hidrolisis garam



KARYA ILMIAH KIMIA

HIDROLISIS GARAM
Karya ilmiah  Ini Disusun Guna Untuk Melengkapi Tugas
Pada Mata Pelajaran Kimia



Oleh
SURYA INDRA
Kelas : XI-IPA 1

SMA NEGERI 3 BANGKO PUSAKO
KABUPATEN ROKAN HILIR
RIAU


TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013







HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Remaja sebagai tugas kelompok pada semester genap tahun 2012/2013 yang dibuat berdasarkan latar belakang dari HIDROLISIS GARAM
Disusun :
Nama : SURYA INDRA

Kelas : XI IPA 1

Telah disahkan dan disetujui oleh :

    Mengetahui  
Kepala Sekolah                                                            Guru Pembimbing





FIRDAUS, S.Pd                                              ELIYANI, S.Pd
NIP. 19760621 200502 1 001                         NIP. 19810912 201001 2008









Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengaruniakan segalanya sehingga semua halangan dan berbagai masalah yang lain selama penyusuna Karya Tulis Ilmiah dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam karya tulis ini, penulis mencoba mengangkat sebuah pokok bahasan yang berjudul ”HIDROLISIS GARAM”.
Makalah ini disusun, berakar dari informasi-informasi yang kami rampung dari berbagai sudut pandang buku ilmu pengetahuan, pengamatan yang telah dilakukan maupun berbagai situs internet. Semoga pembaca dapat dengan mudah memahami isi karya ilmiah ini, karena kami menyusun karya ilmiah ini dengan sederhana.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Ibu guru yang telah memperhatikan dan membimbing penulis dalam penyusunan Karya Tulis ini. Dan untuk semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung memberikan sumbangsi pemikiran. Dan hal-hal yang berguna selama penyelesaian Karya tulis ilmiah ini, diucapakan terima kasih.
Seperti pepatah mengatakan, tiada gading yang tak retak, demikian juga karya ilmiah ini tak luput dari kekurangan. Akhirnya, penulis berterimakasih sebelumnya kepada pembaca yang bersedia memberikan sumbang saran dan kritik untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.

                                                                    Bangko Permata,………Mei 2013

                                                                                    penulis





Daftar Isi
HALAMAN JUDUL   …………………………………………………………………… 1
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... .3
DAFTAR ISI .................................................................................................................... .4
Bab I : Pendahuluan
1.1.     Latar belakang ................................................................................................6
1.2.     Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
1.3.     Tujuan Penelitian............................................................................................  7
Bab II : Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir
2.1.      Pengertian hidrolisis garam..........................................................................  8
2.2.      empat jenis garam...........................................................................................8
Bab III : Metodologi Penelitian
A.    materi penelitian............................................................................................. 10
B.    metode............................................................................................................  10
C.     Metode Pengambilan Sampel ......................................................................  10
D.     Tehnik Pengumpulan Data ..........................................................................  10
E.      Populasi dan Sampel ....................................................................................  10
F.      Tehnik Analisis & Pengolahan Data ............................................................  10
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
4.1. pengertian hidrolisis garam..............................................................................12
4.2. garam dariasam kuat dan basa kuat...............................................................12
4.3. garam dari asam kuat dan basa lemah.............................................................12
4.4. garam dari asam lemah basa kuat.....................................................................13
4.5. garam dari asam lemah basa lemah.................................................................14
Bab V : Penutup
5.1    Kesimpulan................................................................................................... 15
5.2     Saran.............................................................................................................  15
DAFTAR PUSTAKA


















BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Masalah Garam telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas. Garam di dalam kimia Di dalam kehidupan sehari-hari, garam dikenal sebagai bumbu masak yang memberi rasa asin pada masakan. Sementara itu, di dalam konsep kimia, garam merupakan senyawa ion yang terbentuk dari penggabungan ion negatif sisa asam dengan ion positif sisa basa. Karena merupakan gabungan dari ion-ion sisa asam dan sisa basa, maka garam umumnya berbentuk larutan. Dalam konsep kimia, dikenal tiga jenis garam yaitu: 1. Garam yang bersifat netral, berasal dari asam kuat dan basa kuat. 2. Garam yang bersifat asam, berasal dari asam kuat dan basa lemah. 3. Garam yang bersifat basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat. Selain itu, juga terdapat garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Hidrolisis garam Berdasarkan reaksi hidrolisis, yaitu reaksi zat dengan air, garam-garam bila direaksikan dengan air akan menghasilkan beberapa zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam akan menghasilkan ion H3O+ yang bersifat asam. Sementara hidrolisis garam yang bersifat basa akan menghasilkan ion OH- yang bersifat basa. Hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun. Garam dapur yang telah banyak dikenal juga merupakan senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Bentuk padat garam ini diperoleh melalui proses kristalisasi. Garam ini berasal dari asam kuat HCl dan basa kuat NaOH, sehingga termasuk garam netral. Karena hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun, maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi karena tidak mengubah keseimbangan asam basa di dalam tubuh.











1.2  Rumusan masalah
            berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan di angkat oleh penulis adalah
  • Apa Pengertian Hidrolisis..?
  • Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
  • Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah
  • Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat
  • Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
1.3  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak penulis capai dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
  • memahami pengertian garam yang mengalami hidrolisis
  • menentukan ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis
  • menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah kuat
  • menetunkan pH larutan garam yang berasal dari asan kuat dan basah lemah
  • menetukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan asam kuat
  • menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah lemah













BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Hidrolisis Garam
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifatasam basa suatu garam dapat ditentukan kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut beraksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam beraksi dengan air ini disebut hidrolisis ( hidro yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian ).
2.2. Empat Jenis Garam, Yaitu;
2.2.1.Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat.
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisi, sehingga larutan ini bersifat netral, Ph =7.
Contoh :
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H+ dan Cl- . Maing-masing ion tidak beraksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
KCl (aq) K+ (aq) + Cl- (aq)
K+ (aq) + H2O(l)
Cl- (aq) + H2O (l)





2.2.2.Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah.
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
Contoh :
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk
dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 + dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 +berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l)
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) NH 3(aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 + ) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3 O + ) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O B + H 3 O +
2.2.3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh :
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l)
CH 3 COO - (aq) + H 2 O(l) CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO )merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O HA + OH
2.2.4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e) HCN (aq) + OH - (aq)








BAB III
METODE PENELITIAN


31.  Materi penelitian
Materi Penelitian adalah hidrolisis garam

3.2 .Metode penelitian
Metode yang digunakan adalah book reference (referensi buku). Dengan metode ini, data yang data yang diperoleh berasal dari sejumlah buku maupun informasi dari internet
3.3.  Metode pengambilan sampel
Sampel yang digunakan adalah  garam
 3.4. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Disamping itu dapat juga diartikan populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa .
Populasi dalam penelitian ini adalah garam
Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti.
3.5. Teknik analisis dan pengolahan data

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis .
 adalah sebagai berikut :

*      Tentukan tempat pengambilan bahan

*      Kumpulkan semua sampel

Simpan sampel untuk di analisis






BAB IV
PEMBAHASAn
4.1.Pengertian Hidrolisis garam
Hidrolisis berasal dari kata hidro yaitu air dan lisis berarti penguraian, berarti hidrolisis garam adalah penguraian garam oleh air yang menghasilkan asam dan basanya kembali.
4.2. Garam dari asam kuat dan basa kuat
Larutan garam ini bersifat NETRAL. Sebagai contoh, reaksi netralisasi antara NaOH dan HCl menghasilkan garam NaCl. Didalam air, NaCl terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan Cl-.
NaOH (aq) +  Hcl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
basa                asam                netral
kuat                kuat
NaCl (aq) →  Na+ (aq) + Cl- (aq)
ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion Cl- juga berasal dari asam kuat, jadi kedua ion tersebut merupakan asam dan basa Bronsted-Lowry lemah sehinga keduanya tidak bereaksi dalam air (tidak terhidrolisis). Oleh karena itu larutan bersifat netral atau pH = 7.
4.3. Garam dari asam kuat dan basa lemah
Larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah ini bersifat ASAM. Sebagai contoh adalah NH4Cl, garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NH3 dan HCl dan didalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion NH4+ dan Cl-
NH3 (aq) +  HCl (aq) → NH4Cl (aq)
basa lemah    asam kuat       asam
NH4Cl (aq) →  NH4+ (aq) + Cl- (aq)
ion Cl- berasal dari asam kuat, merupakan Bronsted-Lowry lemah sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak mampu menarik ion H+), sedangkan ion NH4+ berasal dari basa lemah, jadi merupakan asam Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis) atau memberikan ion H+ kepada air.
NH4+ (aq) + H2O (l) ↔ NH3 (aq) + H3O+ (l)
karena ion NH4+ dapat memberikan dapat memberikan ion H+ kepada air maka larutan menjadi bersifat ASAM dan diketahui harga Ka (konstanta ionisasi asam) dari kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10-10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah, perhatikan contoh berikut ;
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO = 1,8 x 10-5, maka di dalam air garam  NaCH3COO terionisasi sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO  (aq) → Na+ (aq) +  CH3COO- (aq)
karena koefisian  NaCH3COO dan CH3COO- sama, maka [CH3COO- ] = [ NaCH3COO] = 0,1 M
ion CH3COO- mengalami hidrolisis sebagai berikut,
CH3COO- (aq) + H20 (l) ↔ CH3COOH- (aq) + OH (aq)
persamaan hidrolisisnya adalah sebagai berikut,
Kh = [ CH3COOH][OH-] / [CH3COO-]
4.4. Asam lemah dan basa kuat
Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat ini bersifat BASA sebagai contoh adalah NaCH3COO, garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NaOH dan CH3COOH dan didalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan CH3COO-.
NaOH (aq) + CH3COOH (aq) → NaCH3COO (aq) + H20 (l)
CH3COOH (aq) → Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
ion CH3COO- berasal dari asam lemah, jadi merupakan basa Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis) atau menarik ion H+, sedangakan ion Na+ berasal dari basa kuat, jadi merupakan asam Bronsted-LOwry lemah sehingga tidak dapat bereaksi dengan air (tidak dapat memberikan ion H+).
CH3COO- (aq) + H20 (l) ↔  CH3COOH (aq) + OH- (aq)
karena ion CH3COO- dapat menarik/menerima ion H+ dari air dan membentuk ion OH- maka larutan menjadi bersifat BASA dan diketahui harga Kb (konstanta ionisasi basa) dari kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10 -10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, perhatikan contoh berikut,
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO = 1,8 x 10 -5, maka
didalam air garam NaCH3COO terionisasi sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq) Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
karena koefisien NaCH3COO dan CH3COO- sama, maka [CH3COO-]=[ NaCH3C00]=0,1M,
CH3COO- (aq) + H2O (l) ↔ CH3COOH (aq) + OH (aq)
persamaan tetapan hidrolisisnya adalah sebagai berikut ;
Kh = [CH3COOH][OH-]/[CH3COO-]
4.5. Asam lemah dan basa lemah
Larutan garam yang berasal dari asam lemah ini dapat bersifat ASAM, BASA, atau NETRAL. Ini bergantung pada kekuatan relatif asam atau basa dari garam yang terbentuk.
Untuk jenis garam ini baik kation maupun anion dapat bereaksi dalam air (terhidrolisis) maka garam ini dapat dikatakan dapat mengalami hidrolisis total. Sebagai contoh : garam NH4CH3COO. Dalam air garam ini terionisasi sempurna menjadi ion NH4+ dan CH3COO-. Baik ion NH4+ maupun ion CH3COO- berasal dari basa lemah dan asam lemah sehingga kedua ion tersebut berturut-turut sebagai asam dan basa Bronsted-Lowry yang kuat dan keduanya terhidrolisis.
NH4CH3COO (aq) → H4+ (aq) + CH3COO- (aq)
NH4+ (aq) + H2 (l) ↔ NH3 (aq) + H3+ (aq)
CH3COO- (aq) + H20 (l) ↔ CH3COOH (aq) + OH- (aq)
sifat larutan garam ini bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan, jika Ka < Kb, maka anion (CH3COO-) akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa ; jika Ka > Kb, maka kation (NH4+) yang terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat asam. Sedangkan jika Ka = Kb, maka larutan akan bersifat netral.
Penentuan pH
untuk dapat menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, secara kuantitatif sukar dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsentrasi garamnya. pH yang tepat hanya dapat ditentukan dengan cara pengukuran.
Namun pH larutan garam ini dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
[H+] = Kw.Ka ; Kh  =   Kw
Kb                    Ka.Kb






BAB V
kesimpulan

5.1  Kesimpulan
Dari rangkaian pembuatan makalah, kami dapat mengambil kesimpulan dan pembelajaran ini dimana Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya
asam pembentuk
basa pembentuk
sifat larutan
contoh
kuat
kuat
netral
NaCl; K2SO4
kuat
lemah
asam
NH4Cl; Al2(SO4)3
lemah
kuat
basa
CH3COONa; Na2CO3
lemah
lemah
bergantung Ka & Kb
CH3COONH4
3.2 Saran
Dalam pembelajaran larutan khususnya Hidrolisis Garam penambahan karena dalam mengkaji materi tersebut banyak ditemukan kendala-kendala terutama. Untuk itu saran dari kelompok lain dalam pemaparan hasil diskusi nanti membutuhkan pemahaman yang mendalam dari masing-masing kelompok. Agar dapat menambah wawasan dalam mempelajari kimia khususnya Hidrolisis Garam












DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J.E.  1990.General Chemistry Principle and Structure.New York : John Willey & Sons, Inc.
Lukman, C. et al (Ed) . 1995 .Oxford Ensiklopedi Pelajar . Jakarta Widyadara.
Pettruci,Ralph .H .1992 .Kimia Dasar Prinsip dan Tetapan Modern .Terjemahan Suminar .Jakarta :Erlangga
Wilson, Mitchell .1990 .Energi .Terjemahan Budi Sudarsono .Jakarta :Tira Pustaka.
Morris, Jane .1991 .GCSE Chesmitry .London :Collins Education.
Sutarsa, Tatang et.al .1994 .Kimia 2 .Cetakan Pertama .Jakarta :Yudhistira.